Homeopati dan Epidemi/Pandemi sejarah Dunia
Penilitian ilmiah membuktikan Homeopati efektif
Seringkali dalam publikasi yang tersedia secara online, terdapat bias terhadap Homeopati dengan menyatakan bahwa Homeopati tidak ilmiah. Pada halaman dengan judul "Uji Klinis" saya, saya menyoroti bahwa sebenarnya terdapat banyak publikasi dalam jurnal ilmiah dan kedokteran terkemuka yang menunjukkan efektivitas Homeopati. Di bawah ini, saya akan menyajikan sebagian data yang menunjukkan bagaimana Homeopati, dalam sejarah pandemi dan endemi global, secara statistik terbukti efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular.
Bias terhadap Homeopati telah ada sejak lama, terutama sejak munculnya kedokteran modern. Kedokteran alopati (yang umum di rumah sakit) didukung oleh industri farmasi yang menghasilkan omset triliunan rupiah setiap tahunnya. Homeopati, dengan pendekatan dosis minimalnya, tidak menghasilkan keuntungan finansial bagi industri farmasi. Selain itu, karena Homeopati menggunakan pendekatan pengobatan yang individualistik, tidak memungkinkan untuk memberikan obat secara massal kepada jutaan orang, berbeda dengan pendekatan "satu obat untuk semua" yang sangat menguntungkan secara bisnis. Ketika seseorang menjadi ketergantungan pada suatu obat tertentu, keuntungan bisnis akan terus berlanjut.
Homeopati melawan Corona
Anti Influenza
Pengobatan Homeopati memicu daya tahan tubuh untuk lebih optimal dan kami ada obat yang namanya Homeopathic Prophylactic. Yaitu sejenis 'vaksin' untuk membuat imun tubuh lebih siap melawan infeksi.
Uji klinis dan penilitian membuktikan efek positif pelindungan massa di banyak negara-negara. Walaupun saat ini tidak ada obat khusus Corona atau vaksin, Homeopati memberikan pilihan yang aman dan saya bisa membuat Homeopathy Prophylactic dengan segera untuk Anda.
Khusus obat Anti-Influenza ini, saya akan kasih *diskon Rp50ribu.* Ini dengan tujuan supaya Anda dan keluarga Anda bisa terpicu imunnya untuk lebih optimal, insyaAllah.
Untuk Mengoptimalkan Imun
1. Pedoman Gizi Seimbang (Google saja)
2. Olahraga yang cukup 5X seminggu
3. Tidur yang cukup 7-9 jam setiap malam
4. Jaga stress dengan melakukan hal-hal produktif dan sehat seperti meditasi, baca buku, berkomunikasi lewat gadget dengan sodara dan teman-teman. Abaikan berita-berita negatif dan hoaks.
5. Suplemen dan nutrisi tambahan yang terbukti bisa meningkatkan imun dan mengurangi stress (WhatsApp saya untuk ini). Ini termasuk Homeopathic Prophylactic yang saya sebutkan di atas.
Baca selanjutnya untuk pelajari Homeopathic Prophylactic.
Rekor Sejarah Homeopati amat luar biasa
Homeopati memiliki catatan yang patut ditiru untuk mengurangi angka kematian secara dramatis di mana telah digunakan dalam epidemi sebelumnya. Pada awal 1801, Hahnemann mengidentifikasi obat untuk epidemi Scarlatina, dan obat ini berhasil digunakan untuk mengobati dan mencegah penyakit. Di AS, catatan kesehatan masyarakat dari epidemi Influenza 1918 menunjukkan angka kematian yang sangat rendah bagi mereka yang diobati dengan homeopati dibandingkan dengan pengobatan konvensional. Catatan ini berlaku untuk epidemi historis AS dan dunia lainnya, demam kuning, kolera, tipus, dan difteri, sampai ke epidemi chickungunya, tipus, pneumonia, dan demam berdarah yang lebih baru.
Homeopathic Prophylactic atau Homeoprophylaxis
Ini adalah obat Homeopati jenis Nosode, atau sebanding dengan Vaksin, tetapi tanpa bahan-bahan pengawet atau kimia yang menjadi kekawatiran banyak orang
2007/2008 Pemerintah Kuba mendistribusikan nosode homeopati obat yang disiapkan dari penyakit Leptospirosis kepada 2,3 juta orang dengan risiko tinggi infeksi selama epidemi Leptospirosis. Sekitar 8,8 juta populasi tidak dirawat. Dalam beberapa minggu, populasi yang dirawat mengalami penurunan penyebaran penyakit 84% dalam jumlah yang terinfeksi. Dalam populasi yang tidak diobati jumlahnya bahkan meningkat. Imunisasi homeopati sangat terkait dengan penurunan drastis insiden Leptospirosis yang berhasil total mengendalikan Epidemik ini.
40.000 orang diberi profilaksis homeopati Lathyrus sativus sewaktu Polio mewabah di Buenos Aires pada tahun 1975. Tak satu pun dari mereka tertular polio.
Pada tahun 1996, 175.000 orang di India dirawat dalam dua hari selama wabah kolera. Dengan cepat setelah itu tidak ada lagi insiden kematian dan dalam 10 hari wabah dihentikan.
Pada 1974, selama epidemi Meningokokus di Brasil, 18.640 anak-anak diberikan HP untuk perlindungan terhadap Meningokokus, dan 6.340 tidak. Hasil berikut diperoleh:
18.640 dilindungi homeopati - 4 kasus infeksi Meningokokus.
6.340 tidak dilindungi - 32 kasus infeksi Meningokokus.
Berdasarkan tingkat infeksi (serangan) pada kelompok yang tidak dilindungi, 94 kasus infeksi adalah ekspektasi pada kelompok yang dilindungi homeopati. Sebaliknya, hanya ada empat kasus Meningokokus, menunjukkan bahwa opsi homeopati adalah 95% efektif terhadap penyakit meningokokus.
Hasil penelitian pertama menyebabkan pemerintah Brasil mendanai penelitian yang lebih besar pada tahun 1998. Penelitian ini dilakukan oleh dua Profesor Kedokteran dari Yayasan Universitas di Blumenau, Brasil, dan seorang dokter spesialis Blumenau dan Sekretaris Kota Kesehatan.
Sebanyak 65.826 orang berusia 0-20 diberikan HP untuk perlindungan terhadap Meningokokus sementara 23.532 tidak. Selama periode 12 bulan, hasil berikut diperoleh:
65.826 dilindungi secara homeopati - 4 kasus infeksi Meningokokus.
23.532 tidak dilindungi - 20 kasus infeksi Meningokokus.