Klinik Homeopati Dr. Simanjuntak

Klinik Homeopati Dr. Simanjuntak

Menu

Homeopati dan Uji Klinis

Pengobatan yang dasarnya beda

Homeopati berbeda dari segi filsafat dan pendekatannya dalam pengobatan jika dibandingkan dengan kedokteran rumah sakit (alopati). Homeopati mengutamakan penanganan pasien secara individual dan meyakini bahwa dengan memberikan obat yang sesuai dengan kondisi masing-masing pasien, tubuhnya dapat mengaktifkan kemampuan penyembuhan alaminya dan mencapai kesembuhan total. Di sisi lain, pengobatan alopati (kedokteran rumah sakit) menggunakan obat-obatan yang ditujukan untuk jenis penyakit tertentu tanpa mempertimbangkan karakteristik individu pasien. Obat-obatan alopati didesain untuk penggunaan massal, sementara obat-obatan homeopati disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.

Uji Klinis dan Penelitian Ilmiah Homeopati

Studi-studi acak ganda buta dan terkendali plasebo (randomized double blind placebo controlled tests) yang telah diterbitkan dalam banyak jurnal kedokteran terbaik di dunia telah menunjukkan efektivitas pengobatan homeopati untuk banyak masalah kesehatan umum dan serius (di bawah ini adalah daftar sebagian dari studi-studi tersebut):


Penyakit obstruktif paru kronis: Frass, M; Dielacher, C; Linkesch, M; dkk. "Pengaruh kalium dikromat pada sekresi trakea pada pasien kritis." Chest. Maret, 2005;127:936-941. Jurnal Chest adalah publikasi resmi American College of Chest Physicians. http://www.ncbi.nlm.nih.gov.


Demam alergi: Reilly, D; Taylor, M; McSharry, C; dkk., "Apakah homeopati merupakan respons plasebo? Uji coba pengendalian potensi homeopati, dengan serbuk sari di demam alergi sebagai model." The Lancet. 18 Oktober, 1986, ii: 881-6. http://www.ncbi.nlm.nih.gov.


Asma: Reilly, D; Taylor, M; Beattie, N; dkk., "Apakah bukti untuk homeopati dapat direproduksi?" Lancet. 10 Desember, 1994, 344:1601-6. http://www.ncbi.nlm.nih.gov.


Fibromialgia: Bell, IR; Lewis II, DA; Brooks, AJ; dkk. "Status klinis yang membaik pada pasien fibromialgia yang diobati dengan obat homeopati individualisasi versus plasebo." Rheumatology. 2004:1111-5. Jurnal ini adalah jurnal resmi British Society of Rheumatology. http://rheumatology.oxfordjournals.org.


Fibromialgia: Fisher, P; Greenwood, A; Huskisson, EC; dkk., "Efek Pengobatan Homeopati pada Fibrositis (Fibromialgia Primer)," BMJ. 299(5 Agustus, 1989):365-6.


Diare anak: Jacobs, J; Jimenez, LM; Gloyd, SS. "Pengobatan diare akut pada anak dengan obat homeopati: uji klinis acak di Nikaragua." Pediatri. Mei, 1994, 93,5:719-25. http://www.ncbi.nlm.nih.gov.


ADD/ADHD: Frei, H; Everts, R; von Ammon, K; Kaufmann, F; Walther, D; Hsu-Schmitz, SF; Collenberg, M; Fuhrer, K; Hassink, R; Steinlin, M; Thurneysen, A. "Pengobatan homeopati pada anak-anak dengan gangguan hiperaktivitas dan kekurangan perhatian: uji coba silang acak, ganda buta, plasebo terkendali." Eur J Pediatr. 27 Juli, 2005, 164:758-767. http://www.ncbi.nlm.nih.gov.

Efek plasebo atau psikis di Homeopati?

PENELITIAN DALAM HOMEOPATI

Salah satu kesalahpahaman yang paling sering muncul, tetapi sama sekali tidak akurat, tentang homeopati adalah bahwa kesuksesan obatnya sepenuhnya merupakan respons plasebo. Dengan kata lain, setiap perbaikan hanya bersifat psikologis. Pandangan semacam itu adalah nonsens total, seperti yang telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Homeopati Glasgow oleh Dr. D. T. Reilly dan rekan-rekannya. Studi tahun 1986 tentang efek obat homeopati terhadap penyakit demam alergi dengan tegas menunjukkan bahwa tidak ada respons plasebo yang terlibat. Sebagai bonus, studi tersebut juga mengungkapkan bahwa pengobatan homeopati untuk demam alergi lebih berhasil daripada obat konvensional.

Bukti lain yang menegaskan bahwa respons plasebo bukanlah faktor utama adalah nilai yang dimiliki homeopati dalam mengobati hewan. Seperti halnya dengan manusia, sudah jelas bahwa homeopati tidak hanya efektif, tetapi seringkali jauh lebih efektif daripada pengobatan ortodoks.

Terdokumentasi juga Homeopati mempunyai peran penting dalam sejarah Pandemi dan Endemi dunia. Ini juga menjadi bukti yang tak terbantahkan Homeopati itu efektif. Klik link di bawah.

Kenapa mencari alternatif?

Studi-studi acak ganda buta dan terkendali plasebo (double blind placebo tests) tidak bisa dilakukan untuk penyembuhan natural lainnya seperti meditasi, yoga dan holistik lainnya. Apakah cara-cara alternatif ini tidak efektif? 

Ratusan juta orang seluruh dunia berpegang dengan Homeopati karena mereka ini terbantu secara signifikan dengan pengobatan Homeopati di mana pengobatan lain, termasuk alopati, gagal membantu mereka. 

Klinik Homeopati BSD dan Medan telah menangani belasan ribu individu dan mereka ini mencari solusi alternatif di mana, penyakit mereka gagal disembuhkan secara konvensional. 


Ketergantungan atau sembuh tanpa efek samping?

Ada perbedaan yang signifikan antara Homeopati dan Alopati (kedokteran kimia), terutama dalam penanganan penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung. Pengobatan alopati cenderung hanya mengendalikan gejala penyakit tanpa mencapai penyembuhan yang sejati. Sebagai contoh, dalam kasus diabetes, obat-obatan hanya bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah tanpa memberikan perbaikan pada metabolisme pasien untuk mencapai kesembuhan. Meskipun penting untuk mengendalikan kadar gula darah, penggunaan obat-obatan kimia dapat menimbulkan ketergantungan yang berbahaya. Di sinilah peran penting Homeopati muncul. Homeopati merangsang fungsi alami tubuh pasien untuk memperbaiki diri sehingga penyembuhan dapat terjadi dan kadar gula darah bisa kembali normal. Pasien yang sembuh dengan Homeopati tidak memerlukan obat-obatan lagi dan tidak perlu menjalani pengobatan terus-menerus.

Kendalanya

Yang menjadi kendala bagi banyak orang adalah harapan untuk kesembuhan instan. Obat-obat alopati mungkin dengan cepat "mengontrol" kondisi atau gejala pasien tanpa menyembuhkan penyakitnya, tetapi membutuhkan penggunaan rutin yang teratur. Ketika penggunaan obat dihentikan, gejala biasanya kembali muncul. Sebaliknya, Homeopati membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mencapai perbaikan yang signifikan karena memerlukan adaptasi tubuh secara menyeluruh menuju proses penyembuhan. Penyakit kronis memerlukan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, untuk berkembang menjadi penyakit yang menunjukkan gejala pada pasien.

Sebagai contoh, proses terjadinya penyakit diabetes tipe 2 dimulai sejak remaja akibat pola hidup yang tidak sehat, termasuk pola makan. Gejala pertama mungkin baru muncul ketika seseorang mencapai usia 40 tahun, meskipun proses menuju penyakit tersebut telah berlangsung selama lebih dari dua dekade. Maka, apakah masuk akal untuk mengharapkan kesembuhan total dalam waktu singkat, padahal penyakit tersebut butuh waktu bertahun-tahun untuk berkembang? Begitu juga, setelah sembuh total tanpa ketergantungan obat lagi, apakah aman untuk kembali ke pola hidup yang tidak sehat tanpa risiko penyakit kambuh?

Perbaikan pada tubuh manusia tidak bisa terjadi secara instan. Misalnya, sel kulit berganti total dengan regenerasi dalam sekitar 28 hari, sementara organ-organ tubuh memerlukan waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Menurut penelitian, setiap 7 tahun, seluruh tubuh telah mengalami pergantian dengan sel-sel baru. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa perbaikan yang nyata dalam tubuh manusia membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Bias terhadap Homeopati

Walaupun Homeopati dikenal luas di Barat, terutama di Eropa dan Asia Selatan, bias terhadap Homeopati masih terjadi, terutama dalam media online, bahkan di Wikipedia. Di Indonesia, beberapa media berita juga seringkali mempublikasikan pandangan yang bias berdasarkan kutipan berita luar negeri yang subjektif dan dari sumber yang tidak dapat dipercaya. Bias ini mungkin memiliki dasar finansial dan politik untuk mendukung narasi industri tertentu.

Homeopati sudah tidak asing lagi dengan upaya penindasan dari industri tertentu sepanjang sejarah perkembangannya di seluruh dunia. Meskipun pemerintah Swiss telah mempublikasikan hasil penelitian komprehensif dan terperinci mereka, yang didasarkan pada banyak penelitian berkualitas dan terpercaya, menunjukkan bahwa Homeopati adalah praktek medis yang sah dan seharusnya diakui oleh asuransi, bias terhadap Homeopati masih tetap ada. Faktanya, 25 negara di Eropa telah mengakui dan menerima Homeopati sebagai praktek medis yang sah dan dapat diakui.

Bias di Wikipedia

Sebagai contoh bias terhadap Homeopati, saya ambil contoh Wikipedia dan saya kutip dari situs yang memberikan jawaban atau bantahan terhadap tulisan Wikipedia ini.

http://www.naturalnews.com/047630_Wikipedia_academic_bias_homeopathic_medicine.html##ixzz3V0

Ringkasan pendek:

Penulis mengungkapkan bahwa artikel Wikipedia tentang Homeopati sangat bias karena editor Wikipedia hanya mengutip sumber yang kurang dapat dipercaya dan hanya menggunakan hasil penelitian yang negatif, sementara mengabaikan banyak hasil penelitian yang positif.


Sedikit cuplikan dari artikel ini di bawah. 

=============================

Larry Sanger, salah satu pendiri Wikipedia, keluar dari organisasi tersebut beberapa tahun yang lalu karena kekhawatiran serius tentang integritasnya. Dia menyatakan:


"Pada beberapa bidang dan beberapa topik, ada kelompok yang 'mengendali' artikel dan bersikeras untuk membuat mereka mencerminkan bias spesifik mereka sendiri. Tidak ada mekanisme kredibel untuk menyetujui versi-versi artikel. … Orang-orang dengan pengaruh terbesar dalam komunitas adalah orang-orang yang memiliki waktu terbanyak - tidak selalu yang paling berpengetahuan - dan yang memanipulasi sistem Wikipedia yang sangat bisa dimanipulasi."


Pada akhirnya, memang ada subjek di Wikipedia yang kemungkinan besar akan tetap kontroversial tidak peduli apa yang dikatakan atau tidak dikatakan, dan masuk akal untuk memberi tahu pembaca tentang masalah ini. Namun, saat ini, artikel tentang homeopati sangat menyarankan bahwa tidak ada atau sedikit sekali bukti bahwa obat homeopati memiliki aktivitas biologis dan/atau efikasi klinis, dan surat ini dengan jelas membantah mitos itu. Tinjauan objektif dari penelitian ilmu dasar dan studi klinis menunjukkan bahwa ada terlalu banyak penelitian laboratorium dan klinis berkualitas tinggi yang menunjukkan hasil positif.

===========================


 

X